Internet Bisa Buat Hubungan Runyam

Internet memang membawa pengaruh baik terhadap perkembangan zaman. Namun di sisi lain juga berpeluang mengasingkan pasangan yang berujung pada perceraian.


Para ilmuwan yang tergabung dalam sebuah penelitian menemukan beberapa sebab alasan mengapa sepasang suami-istri mengalami perceraian. Dalih-dalihnya, facebook dan internetlah yang menjadi pemicu utamanya.

Sebanyak 15% merasa pasangan mereka lebih mementingkan game dan internet ketimbang mereka. Sementara, Facebook dipakai sebagai alasan satu dari lima perceraian.

Sementara, survei yang dilakukan oleh situs online divorce menemukan, kata 'ponsel' juga menyebabkan satu dari delapan perceraian. Tak heran, sebab survei menyebut, seseorang menggunakan 80 menit sehari untuk membuat pesan singkat, jaringan sosial dan internet.

"Teknologi mengganggu hubungan dan memungkinkan kita untuk menghindari satu sama lain. Hal ini menyebabkan rusaknya keintiman."

Seperti dikutip dari Dailymail, Psikoterapis dan pakar hubungan Paula Hall, dari badan konseling nirlaba Relate, mengatakan, teknologi tidak harus menjadi penyebab rusaknya hubungan.

Bahkan, kebiasaan yang tampaknya kecil seperti mengecek email dan pesan memiliki efek buruk pada hubungan.

"Orang-orang merasa harus dapat terhubung dengan dunia luar setiap saat dapat memengaruhi kualitas waktu yang kita habiskan dengan mitra," kata Paula.

Selain itu, penelitian juga telah menunjukkan bahwa perangkat digital dapat sangat adiktif yang membuat orang bangun beberapa kali pada malam hari untuk memeriksa email dan pesan teks. Bila terjadi terus menerus, kecanduan teknologi akan membuat pasangan dapat merasa mereka bukan prioritas.

Dalam percobaan yang melibatkan 360 orang yang dilakukan di Universitas Northampton, 30% dari relawan  yang kecanduan teknologi akan berdampak pada pekerjaan atau hubungan.

Pakar hubungan menambahkan, solusinya, pasangan harus membicarakan secara terbuka masalah ini sehingga tak menimbulkan depresi pada salah satu pihak. Bila diperlukan, pasangan dapat melakukan konseling dengan pakar perkawinan.

0 comments:

Post a Comment