Ribuan Gay Turki Berpawai
Ribuan warga homoseksual Turki berbaris melewati Istanbul dalam sebuah pawai untuk menyerukan peningkatan hak serta penerimaan sosial lebih besar bagi komunitas mereka di negara itu. Pawai ini sudah berjalan selama sembilan tahun.
Sebagaimana dilansir dari laman CNN, pawai besar ini adalah satu-satunya yang terjadi di negara-negara Muslim. Ribuan kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender membawa berbagai atribut serta bendera pelangi sambil menuju ke salah satu kawasan tersibuk Istanbul.
Para partisipan meneriakkan slogan-slogan anti pelecehan dalam bahasa Turki dan Inggris seperti: "Kami ada di mana saja, berusahalah untuk terbiasa", "Menari, menarilah, lawan homophobia, menarilah' sembari meniup peluit"
Sebagaimana dilansir dari laman CNN, pawai besar ini adalah satu-satunya yang terjadi di negara-negara Muslim. Ribuan kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender membawa berbagai atribut serta bendera pelangi sambil menuju ke salah satu kawasan tersibuk Istanbul.
Para partisipan meneriakkan slogan-slogan anti pelecehan dalam bahasa Turki dan Inggris seperti: "Kami ada di mana saja, berusahalah untuk terbiasa", "Menari, menarilah, lawan homophobia, menarilah' sembari meniup peluit"
Mereka melakukan itu sambil melambaikan bendera besar bercorak pelangi, yang selama ini menjadi simbol kaum homoseksual.
Sementara itu, Lembaga Hak Asasi Homoseksual Turki menuduh pemerintah tidak menerima kehadiran mereka. Mereka merujuk pada pernyataan yang dikeluarkan Aliye Kayaf, Menteri Urusan Perempuan dan Keluarga, dalam sebuah wawancara tahun 2010: "Saya percaya bahwa homoseksualitas adalah kelainan biologis serta penyakit, sehingga harus diobati."
Seorang wanita peserta pawai yang terlihat bahagia saat berdansa dengan pasangannya terlihat mengenakan jilbab merah menyala dengan kotak-kotak merah, hitam, serta dasi putih. Wanita bernama Iz tersebut, yang memang mengenakan jilbab dalam kehidupan sehari-harinya, mengatakan bahwa homoseksualitas bukanlah hal yang aneh dalam Islam.
"Agama bukanlah hal yang statis. Agama telah dan masih akan ditafsirkan sepanjang sejarah, serta perlu berevolusi," kata Iz yang menolak menyebutkan nama belakangnya.
Banyak peserta yang baru secara terang-terangan mengakui jati diri mereka pada pawai yang berlangsung Minggu, 26 Juni 2011 itu, sambil berharap terjadi peningkatan kesadaran sosial terhadap kaum mereka.
Dalam sebuah pembahasan dengan Uni Eropa, Turki diketahui secara perlahan meningkatkan kesadaran tentang adanya kaum homoseksual dan sedang membuat perubahan agar sesuai dengan kabijakan hukum dan HAM Uni Eropa.
Seorang wanita peserta pawai yang terlihat bahagia saat berdansa dengan pasangannya terlihat mengenakan jilbab merah menyala dengan kotak-kotak merah, hitam, serta dasi putih. Wanita bernama Iz tersebut, yang memang mengenakan jilbab dalam kehidupan sehari-harinya, mengatakan bahwa homoseksualitas bukanlah hal yang aneh dalam Islam.
"Agama bukanlah hal yang statis. Agama telah dan masih akan ditafsirkan sepanjang sejarah, serta perlu berevolusi," kata Iz yang menolak menyebutkan nama belakangnya.
Banyak peserta yang baru secara terang-terangan mengakui jati diri mereka pada pawai yang berlangsung Minggu, 26 Juni 2011 itu, sambil berharap terjadi peningkatan kesadaran sosial terhadap kaum mereka.
Dalam sebuah pembahasan dengan Uni Eropa, Turki diketahui secara perlahan meningkatkan kesadaran tentang adanya kaum homoseksual dan sedang membuat perubahan agar sesuai dengan kabijakan hukum dan HAM Uni Eropa.