Kelelawar Bermuka Monyet
Ekspedisi ke Papua dan Papua Nugini dalam kurun waktu 1998-2008 telah berhasil menemukan beragam spesies menarik. Pada tahun 2005 misalnya, ditemukan spesies kelelawar bermuka monyet, dikenal dengan nama latin Pteralopex flanneryi.
Berdasarkan laporan WWF yang dipublikasikan tahun ini, spesies tersebut merupakan jenis kelelawar pemakan buah. Spesies ini memiliki habitat di hutan dataran rendah hingga yang berketinggian 200 meter di atas permukaan laut.
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), spesies ini termasuk terancam punah. Populasinya menurun drastis, diperkirakan turun mencapai 80 persen dalam 3 generasi terakhir akibat perburuan dan perusakan habitat.
Selain kelelawar bermuka monyet, ekspedisi ke Papua Nugini juga menemukan spesies kelelawar lain yang memiliki telinga panjang. Bernama latin Nyctophilus sp., spesies ini ditemukan pada tahun 2008 dan hingga kini belum dideskripsikan.
Sementara, jenis mamalia lain yang juga ditemukan adalah Kuskus dengan mata biru berbintik yang dinamai Spilocuscus wilsoni. Spesies ini ditemukan pada tahun 2004 di Papua.
Ada pula Echidna (Zaglossus attenboroughi) yang ditemukan pada tahun 1998 di dekat kota Jayapura. Echidna yang ditemukan memiliki "paruh" panjang dan moncong yang berungsi sebagai hidung dan mulut sekaligus. Bersama platypus, hewan ini termasuk jenis mamalia yang masih bereproduksi dengan bertelur.
Spesies mamalia yang unik ditemukan berkat kerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Spesies itu adalah tikus raksasa (Mallomys sp.) yang ukurannya 5 kali tikus biasa. Tikus ini memiliki berat sekitar 1,4 kg serta bulu yang lebat dan tebal.
0 comments:
Post a Comment