Film Asing Lawas, Pengunjung Bioskop Menurun Drastis



Ketidakjelasan regulasi bea impor dan suplai film asing yang bakal terputus membuat sejumlah bioskop memutar film impor 'lawas'.  Bahkan dua bioskop terkemuka di Semarang mulai hari ini (12/5), tidak terlihat menayangkan film asing. 


Marketing Communication Supervisor E-Plaza, Denny Ritonga mengaku kebijakan tidak memutar film asing itu dari Cinema 21 Jakarta. Tidak diketahui pasti sampai kapan film box office terkini bakal tidak bisa dinikmati pecinta film di Semarang.


''Kami hanya ngikut dari pusat,'' ujarnya, saat dihubungi Suara Merdeka CyberNews, Kamis (12/5).
Denny menilai, film-film nasional belum bisa mendongkrak animo pengunjung. Film nasional yang menghiasi bioskop saat ini dianggap kurang berbobot, karena hanya mengedepankan horor dan sensualitas. Sehingga membuat pengunjung malas untuk menonton di bioskop.
Sementara keberadaan film impor masih diharapkan untuk mendukung produksi film-film nasional berkualitas. Dia menambahkan, dalam beberapa bulan terakhir tingkat kunjungan penonton ke bioskop turun sekitar 20%-30%. 


''Tidak ada film asing terbaru, pengunjung pasti menurun dan berdampak pada pemasukan. Hingga kini kami hanya bergantung pada film nasional bermutu seperti film, tapi beberapa pekan terakhir pun pengunjung sudah mulai sepi,'' terangnya.
Jika kondisi itu dibiarkan berlarut-larut tentu akan mengancam kelangsungan bisnis bioskop. Meski begitu, dia berharap ke depan suplai film asing yang bakal terancam terputus akibat rencana pertambahan bea masuk, semestinya mampu menjadi tantangan sineas Indonesia untuk memproduksi film bermutu.
Sementara itu, Heru Manager Cinema XXI Paragon menyebutkan, kebijakan memutar film asing 'lawas' itu dari pusat. Adapun film impor seperti The Company Men, London Boulevard, dan Boo yang beredar di bioskop saat ini ternyata produksi tahun 2009-2010.


Pemimpin Distributor Sanggar Film Yuniarto mengaku, sudah tiga bulan terakhir suplai film asing terputus. Padahal kelangsungan bisnis industri bioskop masih ditopang oleh film-film asing, terutama film yang berasal dari Hollywood.


Adapun jika ada film asing yang tayang di bioskop saat ini hanya film-film independen. Artinya film-film tersebut bukan garapan rumah produksi dunia semacam Walt Disney Studios Motion Pictures, Paramount Pictures Corporation, Sony Pictures Entertainment, Inc., Twentieth Century Fox Film Corporation, Universal City Studios LLC, dan Warner Bros. Entertainment Inc. Akibatnya, permintaan film-film asing merosot tajam hingga 50%.


Sementara kondisi berbalik dialami industri VCD/DVD bajakan. Jaidun (40), pedagang film bajakan di Pasar Johar mengatakan, meski suplai film asing yang terbaru terputus tapi tidak berpengaruh pada film bajakan. Sebut saja film Fast&Furious 5 versi bajakan sudah beredar di pasaran. Salah satu agen distributor film bajakan terbesar di eks departemen store mengaku, sedikitnya film asing terbaru itu terjual 100 keping per hari.(suaramerdeka.com)

0 comments:

Post a Comment