Melahirkan Tanpa Tanda-Tanda Kehamilan

Kembali kejadian yang terbilang aneh terjadi, setelah kejadian di Bandung beberapa waktu lalu sempat heboh dimana seorang wanita melahirkan seorang bayi tanpa ditandai kehamilan. Juga beberapa kasus serupa. Kini kembali terjadi, seorang wanita berasal dari Tuban-Jawa Timur. Waalahu a'lam.

Berawal dari mimpi, Nanik (28) Seorang ibu melahirkan tanpa hamil, di  Dusun Kepet Desa Tunah Kecamatan Semanding, seminggu lalu, kejadian ini  membuat kaget sejumlah tetangga sekitar, Sabtu (30/4/2011).

Nanik, Istri dari Warsito (35), merasa heran dengan kejadian yang  dialaminya. Dalam kondisi berdiri dia melahirkan bayi laki–laki.
Berawal saat Nanik pada malam Jumat lalu bermimpi. Dalam mimpinya dia  diberi oleh seseorang bayi laki-laki. Keesokan harinya dia bercerita  kepada suaminya, namun oleh suaminya tidak dihiraukannya karena dianggap  hanya sekedar bunga tidur.

Selang beberapa hari kemudian, mimpinya tersebut menjadi kenyataan.  Sabtu (24/4) pukul 19.11 wib, dia melahirkan bayi tanpa ada tanda  kehamilan. Nanik yakin, karena sebelumnya pada tanggal 16 April, Ia baru  saja melakukan suntik KB (keluarga Berencana) di salah satu mantri  kesehatan yang ada di Desa tersebut.

Berawal saat Ia merasakan sakit pada bagian punggungnya karena baru  saja jatuh saat akan mengambil kambing di bawah pohon bambu. Sesampai di  rumah, oleh suaminya dipanggilkan tukang pijit berharap sakit  punggungnya bisa sembuh.

Ternyata saat dipijat bukannya sembuh melainkan  tambah sakit ditambah pendarahan, serta perut Nanik kian membesar.

Segera Warsito meminta bantuan Titik, Bidan di desa tersebut. Namun  saat bidan tiba di rumahnya, Nanik sudah dalam keadaan melahirkan dengan  posisi berdiri dan bayinya jatuh.

Kini bayi yang lahir dengan berat 2 Kg bersama ibunya itu, menjadi  perhatian warga setempat. Setiap hari selalu nampak tetangga dan warga  sekitar yang mendatangi rumahnya hanya untuk melihat kondisinya.

Karena keterbatasan ekonomi, Warsito tidak memeriksakan kesehatan  anaknya ke rumah sakit atau Puskesmas. Warsito yang sehari-harinya  bekerja sebagai pemulung ini, hanya bisa pasrah dengan peristiwa yang  dialami istrinya. Dan Ia hanya bisa berharap ada dermawan atau  pemerintah yang mau peduli.

Kepala Dinas Kesehatan Tuban, Dr Tri  Hadi Sanyoto saat dikonfirmasi, melalui pesan singkat SMS (Short Message Service) menjawab, “Saya belum bisa memberi keterangan. Akan saya konfirmasi dulu”.

Dilihat dari sudut medis kejadian diatas dianggapnya biasa dan tidak aneh, untuk lebih lengkapnya silahkan baca penjelasan dr. Cepi Teguh Pramayadi SpOG dengan mengklik di sini.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kejadian tersebut. Setidaknya ini menambah wawasan kita dan tidak terburu-buru mengkaitkan hal-hal yang di luar nalar logika kita. :) salam.

0 comments:

Post a Comment